Deskripsi:
Pembatasan penggunaan Pertalite untuk kendaraan bermotor adalah kebijakan yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka mengendalikan subsidi bahan bakar dan mendorong penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Dalam kebijakan ini, motor dan mobil yang menggunakan bahan bakar Pertalite akan dikenakan beberapa batasan, baik dari segi jenis kendaraan maupun kuota penggunaan. Pembatasan ini muncul karena pemerintah ingin mengefisienkan penggunaan subsidi bahan bakar dan mengurangi konsumsi BBM yang tidak tepat sasaran.
Bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) telah menjadi pilihan utama bagi banyak pengendara motor di Indonesia karena harganya yang lebih murah dibandingkan dengan jenis BBM lain seperti Pertamax (RON 92) dan Pertamax Turbo (RON 98). Namun, di tengah isu pembatasan BBM yang mengharuskan pengendara menggunakan QR Code untuk bertransaksi, muncul pertanyaan apakah sepeda motor juga termasuk dalam kendaraan yang terkena pembatasan BBM Pertalite.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, baru-baru ini memberikan pernyataan penting mengenai kebijakan subsidi BBM di Indonesia. Luhut menjelaskan bahwa sepeda motor tidak akan terkena dampak dari pembatasan BBM subsidi, yang menjadi perhatian banyak pihak. Jadi ada 132 juta pengguna sepeda motor tidak akan terpengaruh dengan rencana yang saya sebutkan (pembatasan BBM subsidi).
Motor yang terkena pembatasan penggunaan Pertalite umumnya adalah motor dengan kapasitas mesin di atas 250 cc. Motor dengan kapasitas mesin yang lebih besar dianggap sebagai kendaraan kelas atas yang biasanya dimiliki oleh kalangan menengah ke atas. Oleh karena itu, penggunaan Pertalite yang disubsidi pemerintah tidak lagi dianggap sesuai untuk kendaraan-kendaraan ini. Kebijakan ini menargetkan motor kecil atau motor bebek yang masih menjadi kendaraan utama bagi sebagian besar masyarakat menengah ke bawah.
Selain itu, pemerintah juga tidak akan menaikkan harga BBM subsidi, sebaliknya, akan fokus pada peningkatan efisiensi penyaluran subsidi menggunakan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI).Walaupun detail teknis terkait penerapan AI belum diumumkan, langkah ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan ketepatan dalam penyaluran subsidi. AI berpotensi memainkan peran kunci dalam mengidentifikasi serta memverifikasi penerima subsidi, sekaligus memantau distribusinya agar lebih transparan dan tepat sasaran.
Pembatasan kuota bahan bakar juga menjadi bagian dari kebijakan ini. Selain jenis kendaraan, pembatasan bisa dilakukan melalui kuota BBM per kendaraan. Motor yang masih diperbolehkan menggunakan Pertalite mungkin akan memiliki batasan dalam jumlah pembelian harian atau mingguan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa subsidi Pertalite tidak digunakan secara berlebihan oleh satu kendaraan atau individu, serta mencegah praktik penimbunan bahan bakar.
(L.Ahm)
Selasa, 10 September 2024